Notification

×

Iklan Tampilan Dekstop

Iklan Tampilan HP

SUKU DAYAK DAN PARTAI GOLKAR DI KALBAR KECAM JURU BICARA BNPB

Sabtu, 25 Agustus 2018 | Agustus 25, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-22T13:27:18Z


Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat dan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Provinsi Kalimantan Barat, mengecem keras Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bahwa penyebab kebakaran disebabkan Gawai Serentak.

Kecaman disampaikan Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat, Natalis Saiyan dan Ketua Bidang Eksekutif dan Legislatif Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Provinsi Kalimantan Barat, Andreas Lani, menanggapi Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, sebagaimana dilansir, Cable News Network atau CNN, Jumat pagi, 24  Agustus 2018.

Dalam pernyataannya, Sutopo, mengatakan, "Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya dan lainnya memiliki tradisi 'gawai serentak', yaitu kebiasaan persiapan musim tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar."

Kendatipun tidak menyebut kata Dayak, tapi dalam keterangan pers Sutopo Purwo Nugroho menyebut tradisi gawai serentak, hanya ada dalam istilah Suku Dayak, yaitu berupa pesta ritual syukuran selepas panen padi yang tidak ada hubungannya dengan kebakaran hutan dan lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat.

Gawai di dalam istilah Suku Dayak di Provinsi Kalimantan Barat, artinya pesta, bukan kerja dan atau pekerjaan serentak. Sementara di Kabupaten Kubu Raya yang berbatasan langsung dengan Kota Pontianak, komunitas Suku Dayak merupakan kelompok minoritas, dan tidak ada fakta Suku Dayak penyebab kebakaran hutan dan lahan gambut yang menimbulkann kabut asap pekat seperti sekarang.

Di tempat terpisah, Deputi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau AMAN Kalimantan Barat, Glorio Sanen, , mengaku, telah membuat surat somasi kepada Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Menurut Glorio Sanen, hasil data yang diperoleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantarta Kalimantan Barat, titik api mayoritas terjadi di lahan dan hutan gambut, dimana dihuni bukan dari Suku Dayak, dan selebihnya hutan lahan gambut yang terbakar itu sudah beralih fungsi menjadi areal perkebunan berskala besar.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update