Bengkayang bordertv.online - Warga Desa Karimunting Kecamatan Sungai Raya kepulauan kabupaten Bengkayang gelar ritual Adat Panyasah dan Ngalamak tanah, seluas sekitar 1000 H lebih di Dusun Tanjung gundul berbatasan langsung dengan Singkawang kota.
1000 H lebih lahan ini sering di garap oleh masyarakat dusun Tanjung gundul dan dusun Karimunting, namun beberapa tahun terakhir di duga banyak oknum Masyarakat Singkawang kota juga memiliki lahan tersebut, namun disayangkan administrasi surat kepemilikan tanah di buat melalui pemerintah kota Singkawang.
Melalui lembaga adat Dayak di kecamatan Sanggau Ledo kabupaten Bengkayang, masyarakat desa Karimunting sepakat melaksanakan ritual Panyasah tanah/nyuci tanah agar terhindar dari hal-hal buruk saat di garap oleh warga setempat.
Tokoh masyarakat Desa Karimunting Mujirin mengatakan tanah areal tapal batas singkawang-bengkayang sudah dikuasi oleh warga desa Karimunting sejak tahun 1997, melalui ritual adat Dayak ini Masyarakat desa Karimunting akan berencana akan menggarap lahan ini untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian.
"Tanah yang sekitar 1000 H lebih ini akan kami bagi rata dengan warga desa Karimunting, karena sejak beberapa tahun terakhir ini tanah itu tidak di manfaatkan oleh warga sekitar" Katanya
Sementara itu Fasilitator ritual adat Libertus Hansen berharap setelah pelaksanaan ritual adat ini Masyarakat desa Karimunting dapat menggarap lahan tersebut dengan damai dan aman dari segala sesuatu hal yang tidak diinginkan.
Kita sebagai warga Kabupaten Bengkayang patut bersyukur bahwa pelaksanaan ritual adat hari ini itu sukses Aman damai karena didukung oleh kebersamaan persaudaraan dari masyarakat Tanjung gundul dan karimunting.
"Saya juga berharap supaya masyarakat nanti Masyarakat dari Karimun ke Tanjung gundul ini kerja dengan rasa aman, terlindungi, tidak rasa was-was Karena apa setiap lokasi setiap wilayah mesti punya yang namanya ada penunggunya atau tuannya itulah Harapan Kita ke depan Maka akan bekerja dengan damai aman dan tidak ada gak jalan-jalan atau pengacau pengacau itu aja" tutupnya
Penulis : Latip Ibrahim