KALIMANTAN, bordertv.online - Pulau Kalimantan, yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas galian tambang batubara. Meskipun tambang batubara memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah, dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat mengancam kesejahteraan generasi anak cucu di masa yang kan datang.
Aktivitas pertambangan batubara di Kalimantan telah
menyebabkan kerusakan ekosistem yang parah, termasuk deforestasi yang masif,
pencemaran air, dan penurunan kualitas udara. Banyak hutan yang menjadi habitat
bagi flora dan fauna endemik kini telah berubah menjadi lahan tambang yang
gersang. Pada tahun 2022, luas lahan yang dialokasikan untuk pertambangan
batubara di Kalimantan mencapai lebih dari 1,5 juta hektar, mengakibatkan
hilangnya banyak spesies yang terancam punah.
Pencemaran sungai akibat limbah tambang menjadi
permasalahan serius yang dihadapi oleh masyarakat lokal. Sungai yang biasanya
menjadi sumber kehidupan kini terkontaminasi logam berat dan bahan kimia
berbahaya, mengancam kesehatan masyarakat yang mengandalkan air bersih dari
sungai tersebut. “Anak-anak kami sering menderita penyakit kulit dan gangguan
pernapasan. Kami khawatir ini akan berdampak pada kesehatan generasi
mendatang,” ungkap salah satu warga desa yang tinggal di dekat area tambang.
Aktivis lingkungan hidup yang tidak mau disebutkan namanya
menyatakan bahwa penegakan hukum yang lemah terhadap aktivitas penambangan
ilegal menyulitkan upaya untuk melindungi lingkungan. “Kami terus berusaha
untuk melakukan pengawasan, tetapi tantangan yang dihadapi sangat besar. Tanpa
kesadaran dan dukungan masyarakat, kami akan sulit untuk mengurangi dampak
negatif ini,” jelasnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, kritik terhadap industri
batubara semakin mencuat di berbagai platfom media sosial, dengan banyak
organisasi non-pemerintah yang menyerukan transisi menuju energi terbarukan.
Aktivis lingkungan memperingatkan bahwa jika eksploitasi batubara terus
berlangsung tanpa pertimbangan lingkungan yang mendalam, masa depan anak cucu
kita dapat menemui jalan buntu. “Kita harus berinvestasi dalam keberlanjutan
dan menggali potensi energi hijau agar generasi mendatang tidak mewarisi
lingkungan yang hancur,” tegas salah satu seorang aktivis lingkungan.
Dari perspektif ekonomi, meskipun tambang batubara
menyuplai pendapatan yang signifikan, ketergantungan pada sumber daya tak
terbarukan ini dapat menjadi bumerang. Penambangan yang berlebihan dapat
menyebabkan dampak jangka panjang yang merugikan, termasuk bencana alam seperti
banjir dan tanah longsor, yang tidak hanya mengancam kehidupan tetapi juga
menggerogoti infrastruktur yang ada.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan, banyak pihak berharap agar pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya dapat mengambil langkah konkret untuk mengintegrasikan
perlindungan lingkungan dalam kebijakan pertambangan. Masa depan anak cucu di
Kalimantan tergantung pada tindakan kita hari ini. Jika tidak, warisan yang
kita tinggalkan bisa menjadi cacat tak terpulihkan.
Rep. Tim bordertv.online