πππ‘ππππ¬ππ‘π, π―πΌπΏπ±π²πΏππ.πΌπ»πΉπΆπ»π² – Polemik mengenai status Gedung Pancasila menjadi sorotan publik dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk Ketua Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) dan Laskar Prabowo 08 Kabupaten Bengkayang. Dalam pernyataannya, Suryadman Gidot, M.Pd, mendorong Pemerintah Daerah Bengkayang untuk segera mengambil langkah persuasif demi mencegah dampak negatif yang lebih luas serta menjaga citra pemerintah di masa mendatang.
“Wibawa pemerintah saat ini sedang diuji dengan adanya polemik ini. Kita khawatir jika masalah ini tidak diselesaikan dengan baik, akan bermunculan isu-isu baru terkait tanah-tanah masyarakat yang didedikasikan untuk pembangunan fasilitas pemerintah,” ungkap Suryadman. Ia menekankan pentingnya untuk segera menuntaskan masalah ini agar memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat.
Suryadman mengingatkan bahwa Gedung Pancasila memiliki makna historis yang penting. Ia merujuk pada Surat Pernyataan Hibah dari Pemda Bengkayang yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh almarhum Bupati Jacobus Luna, yang diketahui oleh Ketua DPRD saat itu. “Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk menjaga gedung ini agar tetap berfungsi dengan baik,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengajak pihak pemerintah untuk tidak membiarkan polemik berlanjut, demi menjaga hubungan baik dengan masyarakat. “Jangan sampai ada kesan bahwa pemerintah berkelahi dengan masyarakat. Kita harus mempertahankan Gedung Pancasila sebagai saksi perjalanan sejarah bangsa dan pemerintah daerah kita,” ujarnya.
Dalam konteks ini, Suryadman berharap agar masyarakat Bengkayang setuju dengan ide untuk menjadikan Gedung Pancasila sebagai cagar budaya. “Ini adalah langkah positif untuk melindungi warisan kita dan menjaga identitas kita sebagai bangsa,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang menggunakan gedung tersebut tidak terganggu oleh konflik yang ada. “Saya Menyarankan Pemda Segera Mengambil Langkah Agar Supaya Ada Kepastian Hukumnya, Jangan Dibiarkan Polemik Ini Berkelanjutan, Sehingga Muncul Kesan Pemerintah Berkelahi Dengan Masyarakat. Saya Berharap Polemik Ini Segera Diselesaikan, Minimal Adanya Jaminan Proses Belajar Mengajar Tetap Berjalan/Berlangsung. Saya Berharap Gedung Pancasila Harus Dipertahankan Sebagai Saksi Perjalan Sejarah Bangsa Dan Pemda Bengkayang. Jangan Kita Hilangkan Bukti Sejarah Hanya Adanya Ambisi-Ambisi Pribadi Dengan Melupakan Kepentingan Masyarakat Luas. Masyarakat Bengkayang Pasti Setuju Gedung Pancasila Dijadikan Cagar Budaya. Mari Kita Dukung Mengakhiri Polemik Gedung Pancasila. pungkas Suryadman, mengajak semua elemen masyarakat untuk bersatu demi masa depan pendidikan yang lebih baik.
Dengan dorongan tersebut, harapannya semua pihak bisa mencapai kesepakatan yang mengutamakan kepentingan publik dan menjaga keutuhan sejarah serta budaya di Kabupaten Bengkayang.
Rep. Latip Ibrahim